Nama Pahala
dikenal di Jawa Timur sejak tahun 1970 an. Awal muasalnya PO ini namanya cuma
Pahala saja tanpa Kencana. Jalur yang dilayanipun sangat beda dengan jalur
sekarang. Dahulu Pahala di Jatim hanya melayani bis bumel / ekonomi jurusan
Surabaya - Madiun - Solo dengan armada bermerk Ford serie D. Warna bis Pahala
waktu itu juga putih dengan garis biru sederhana. Ada juga yang berwarna merah
polos untuk armada jenis Ford Metsec built up non AC seat 2-2. (Type Metsec ini
adalah type bis terbaik saat itu, umumnya dipakai untuk bis wisata). Kalau
tidak salah kala itu semua bis Pahala masih ber nopol AD.
Menjelang
hingga di awal tahun-tahun 80 an Pahala sempat menghilang. Tiba-tiba seiring
dengan perkembangan zaman Pahala muncul lagi (masih bermain di kelas bumel)
dengan menambahkan nama Kencana dibelakangnya menjadi Pahala Kencana.
Armadanyapun
berganti menjadi Mercedes Benz LP 911 (type MB dengan overhang depan pendek
yang sangat populer waktu itu). Anehnya ketika muncul menjadi Pahala Kencana
livery Pahala Kencana berubah menjadi sama persis dengan Sumber Kencono dan
garasi / poolnya-pun jadi satu
dengan
Sumber Kencono. Dugaan saya Pahala Kencana yang ini adalah Pahala Kencana yang
diakuisi oleh Sumber Kencono, apalagi beberapa tahun kemudian armada MB 911
Pahala Kencana resmi berganti tulisan menjadi Sumber Kencono.
Sejarah
Pahala Kencana di dunia bumel di jalur Surabaya - Madiun - Solo berakhir sejak
itu hingga akhirnya secara mengejutkan muncul lagi menyandang nama Pahala
Kencana di jalur bis malam Jakarta - Surabaya - Malang di tahun-tahun menjelang
90 an. Bis Malam Pahala Kencana ini muncul di jalur Jakarta -Surabaya - Malang
ketika bis Executive Class mulai dikenalkan.
Sebelumnya
kelas tertinggi di bis malam hanyalah kelas VIP. Seingat saya Pahala Kencana
mengandalkan MB OH 1113 Prima dengan model banteng buatan Morodadi pada saat
awal masuk di jalur ini. Kemudian setelah itu PK memperbarui armadanya dengan
chassis type yang sama dengan model mirip RS Jetliner tapi bukan produk RS
melainkan produk Laksana dan Morodadi.Patriot.
Setelah itu,
ketika MB meluncurkan 1518 dan 1521, PK memperbarui lagi armadanya dengan body
Laksana, Trijaya Union serta Morodadi dengan ciri khas kaca samping depan
bergaris body miring mirip euroliner.
Sejak awal
kemunculannya di bis malam di jalur ini PK menempatkan diri sebagai bis malam
yang berkelas tinggi. Apalagi ketika kelas SE marak, PK mempunyai kelas
tersendiri karena memberikan service makan penumpang di RM Hotel terbaik di
Tuban (Hotel Mustika) untuk penumpang kelas SE nya.
Meskipun
dibanding pesaingnya (Lorena, Continental dan Kramat Djati) PK terhitung baru,
tapi keberadaan PK tidak bisa diremehkan.
Memasuki
tahun 95 - 96 PK sempat mengalami stagnasi. Armada PK terlambat dalam
peremajaan. Armadanya yang didominasi bikinan Laksana dan Trijaya Union tampak
uzur ditengah gemerlap Lorena berbaju Setra dan Kramat Djati Euroliner.
Untung saja
PK termasuk PO yang berani melakukan gebrakan. Di tahun 97 - 98 tiba-tiba PK
berani meluncurkan Hino RG dengan baju RS Euroliner untuk kelas SE dan
mengenalkan livery ombak barunya yang menawan. Ditambah lagi dengan RG berbaju
Royal Coach AP yang pertama kali dipakai di bis malam.
Krisis
ekonomi di tahun-tahun berikutnya melanda Indonesia, Namun demikian PK tetap
berani meremajakan armadanya terus menerus. Hino RG kian jadi andalannya untuk
menggantikan MB 1518 dan 1521 dan body Adi Putro pun makin identik dengan PK.
Sayangnya,
daya beli masyarakat makin menurun hingga akhirnya SE Class PK lenyap dari
peredaran tak lama setelah PK merilis Neoplannya di sekitar tahun 2000 an.
Kecocokan PK
dengan Hino dan Adi Putro makin menjadi-jadi dengan makin banyaknya armada PK
RG Old Travego hingga Setra Selempang dari tahun 2002 - 2004.
Bukan itu
saja PK pun berani juga membuat gebrakan dengan mengoperasikan Volvo B7R dengan
baju AP Setra Selempang dan RS Celcius untuk jalur Jakarta - Surabaya -Malang
ini. Namun akhirnya hitung-hitungan ekonomis pula yang memaksa PK memensiunkan
dini Volvo dan Neoplan dari jalur bis malam dan memindahkannya ke jalur wisata.
Bukanlah PK
kalau tidak selalu bikin kejutan lagi. Di tengah-tengah prediksi bahwa PK sudah
mantap dengan kesetiannya terhadap Hino dan AP, tiba-tiba di tahun 2007 PK
kembali menoleh ke Laksana untuk membangun body Panorama dan Proteus dengan livery
baru lagi untuk armada RK8 235 barunya.
Bahkan yang
lebih mengejutkan lagi PK pun menoleh kembali ke MB 1525 dengan baju yang sama,
baju Proteus Laksana. Gebrakan tidak berhenti disitu, PK pun makin tidak bisa
diprediksi karena tiba-tiba jatuh cinta kepada Tentrem dengan model Galaxy dan
Jupiter untuk armada berbasis Hino R260-nya, sementara armada lama direnovasi
di Centralindo.
Begitulah
PK, dari waktu ke waktu selalu dinamis dan penuh dengan spekulasi. Kita lihat
saja, apa lagi gebrakannya dalam waktu dekat setelah memastikan diri
mengantongi trayek baru Jakarta - Mataram hasil akusisi dari Karya Jaya, serta
trayek baru lainnya Jakarta - Pekanbaru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar